Koltim, Obor-Sultra.com – Pemerintah Daerah (Pemda), Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), melalui Badan Penanggulanagan Becana Daerah (BPBD) Koltim mengantisipasi penyeberangan sungai Desa Alaaha Kecamatan Ueesi yang terbawa arus keras sungai Alaaha yang dilanda hujan yang tidak bersahabat beberapa hari lalu.
BPBD Koltim lakukan gerak cepat pembuatan perahu (Pincara) yang terbuat dari kayu dan plat besi serta kelengkapan lainnya, pincara dibuat sedemikian rupa sebanyak 2 perahu biasa yang dilengkapi bentangan kayu guna landasan dudukan atas.
Hal tersebut, Kepala BPBD Koltim Dewa Made Ratmawan S ST MT mengatakan, sudah beberapa hari ini kami berada di Desa Alaaha yah berkantor di lokasi bencana, kami berupaya untuk membenahi pincara yang ada yaitu milik Desa Alaaha yang tidak dipungsikan melalui program dana desanya, kami optimalkan pincara yang ada untuk dibenahi kekurangannya.
“Melayani keluhan penyeberangan sungai Desa Alaaha kita mamfaatkan dengan membenahi kerusakannya, dan kami antisipasi penyeberangan sementara masyarakat yang terisolasi,”ungkapnya.
Kami buatkan pincara sementara sambil menunggu anggaran yang turun, dan kami mencari solusi masyarakat yang terisolasi. Kalau untuk jangka panjangnya kami akan koordinasikan ke pihak terkait.
BPBD mencari solusi dan alternatif dalam jangka yang tidak memerlukan waktu agar penangganan akses bisa tersambung, adapun akses penangganannya itu bagian dari dinas terkait, pintahnya.
“Dengan situasi darurat kami dari BPBD Koltim menanggani pincara sementara, tapi kalau infrastruktur permanennya kami koordinasikan dengan dinas terkait,”tuturnya.
Kalau dibuatkan secara permanennya jelas tidak lama digunakan, jika rangka baja dibuatkan tumpukan kayu tidak tertahan lagi dikaki jembatan itu. Untuk saat ini kita lagi siapkan dokumen perencanaannya dan kami pun masih menunggu dokumen perencanaannya, karena perencanaan belum dilelang
baru tahun ini pengusulan anggarannya, jelas Dewa.
“Apa yang kita buatkan hari ini dipincara yang kedua, karena pincara pertama dilengkapi dengan gabus/pelampung, apa bila untuk dengan kondisi berat jelas dibenahi dengan gabus yang ada. Jika dibandingkan dengan pincara yang buat pertama lebih bertahan kuat pincara yang kedua pada aliran yang berat,”terangnya.
Terkait pengelolaannya pincara nanti akan disampaikan kepada Kades agar dikoordinasikan dengan pihak Kecamatan Ueesi dengan jasa yang wajar.
Apa yang kita buatkan hari ini dikelola dan dimanfaatkan dengan baik termasuk dirawat, kalau tidak dirawat pasti rusak, tutupnya. (Tim).